Halaman


Senin, 31 Januari 2011

5 Takhayul Pemain Sepakbola Dunia


Takhayul bisa terdapat di bidang apa saja. Mulai dari bisnis, ekonomi, hukum dan juga olahraga. Bahkan tak sedikit yang secara khusus memberi perhatian khusus untuk hal ini.

Ya, sebagian orang di dunia ini percaya jika hasil akhir tak hanya ditentukan oleh usaha dari orang tersebut dan Yang Di Atas, tapi juga oleh kekuatan lain yang tidak bisa dijelaskan secara gamblang.

Di sepakbola juga demikian, dan hal ini lebih pada kepercayaan dan sugesti seseorang tersebut.Di benua Afrika, hampir sebagai besar pemainnya memiliki cara tersendiri untuk bisa yakin akan mengakhiri, atau setidaknya menjalani pertandingan dengan baik. Tapi ternyata, para pesepakbola internasional yang sudah memiliki nama besar juga percaya dengan takhayul semacam ini.

1. David James
Secara blak-blakan, kiper Portsmouth itu mengungkapkan kebiasaan joroknya sebelum bermain. Ritual pertamanya adalah diam seribu bahasa mulai dari H-1 pertandingan hingga peluit panjang dibunyikan.Selain itu, James juga hanya akan kencing di saat toilet tidak ada satu orang pun. Ritual dilanjutkan dengan meludah di dinding.

2.Johan Cruyff
Legenda sepakbola Belanda itu juga punya kebiasaan yang tak kalah unik, mulai dari menjadikan kiper Gert Bals sebagai sansak hidup saat masih di Ajax, hingga membuang permen karet yang dikunyahnya ke lapangan lawan sebelum kick-off.

Ritual yang terakhir sempat lupa dilakukannya saat Ajax melawan AC Milan di final Piala Eropa 1969. Hasilnya, Ajax babak belur dihajar AC Milan 4-1.

3.Pele
Legenda sepakbola Brasil ini yakin jika ingin terus menunjukkan penampilan terbaik, Pele harus bermain dengan jersey tim yang sama.Pernah pada suatu ketika dia secara tidak sadar memberikan kaosnya itu ke seorang fans. Sadar telah membuat kesalahan, Pele meminta seseorang untuk mancari kaos tersebut. Penampilan Pele sendiri saat itu tidak karuan. Seminggu kemudian kaos Pele ditemukan dan dia bisa tampil baik lagi.Rupanya, teman Pele yang memberi kaos tersebut tidak mengatakan jika kaos yang diberikannya itu adalah kaos lain.

4.Bobby Moore
Kapten tim nasional Inggris di eran 60-an hingga 70-an itu memiliki kebiasaan unik mengenakan celana bolanya hanya setelah orang lain di kamar ganti telah selesai mengenakan pakaian mereka.

5.John Terry
Kapten Chelsea itu hanya akan kencing di toilet yang sama di Stamford Bridge. Jika ada yang menggunakannya, John Terry akan menunggu siapapun yang menggunakannya hingga selesai. John Terry juga hanya akan parkir di tempat sama.

Dosen Fisika ITS membuktikan 1000 digit Angka Eksak Pi secara akurat dalam 10 Menit vivat!!



Nilai π yang lazim digunakan adalah 3,14 atau 22/7 namun untuk lebih tepatnya, sudah dicari sampai > 1,241,100,000,000 tempat desimal. Nilai π sampai 10 tempat desimal adalah 3,14159265358.


Perkembangan terbaru di dunia Fisika-Matematika Indonesia baru-baru ini. Seorang Dosen Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya , Prof. Rohedi Ali Yunus, menemukan metode kalkulasi secara tepat dan akurat 1000 Angka Pi (3,14.....) tanpa kalkulator, dan mendemonstrasikannya dengan menuliskan ke 1000 digit pada whiteboard dalam waktu 10 menit.

Beliau tidak mengingat atau menghapal ke-1000 digit itu, namun dengan metodenya sendiri -yang dalam waktu dekat ini akan dipublikasikan- beliau bisa membuktikannya.


Prof. Rohedi lagi nulis gan....






Amazing... Jika metodenya benar, ini akan menjadi penemuan angka eksak pi pertama didunia, dan layak masuk Guinnes Book Of World Record!!

Rohedi-Ali-Yunus and 1000 digits Pi number (PART 1).mp4

Rohedi-Ali-Yunus and 1000 digits Pi number (PART 2).mp4

Melihat Makna Tersembunyi Dari Gambar dan Logo Yang Populer ( dengan Pikiran Kotor )


Jika Wajah Yang Kiri bercukur mungkin akan setampan wajah yang kanan
 

Jika saja Bart Simpson tak punya tangan kanan, Lalu apa yang tampak di foto ini



Logo LG terinspirasi oleh Logo PACMAN???



Benua Afrika Lambang Kepala T-Rex ???





Sang Pemerkosa !!!



Pendiri Mac Seorang Hombreng ???

Speechless

Facebook Keturunan StarWars???




 
Adidas terinspirasi gambar 3 cerobong Kapal Titanic yang Karam ???

Kubur pun menolak


ALA bocah, saya suka berdebat bab kiamat. Saya ngotot lolos dari maut, ngumpet tak bisa ditemukan siapa pun, termasuk Tuhan. Kendati teman sebaya mengatakan, jika langit runtuh dan bumi dijungkirbalikkan, kita tak bisa lolos dari maut, saya tak peduli….
Pokoknya, aku tak mau mati! Titik! Engkel-engkelan itu pun tak habis. Maklum,bocah di bawah 10 tahun. Pemahaman soal kiamat baru jelas setelah akil balig. Bahwa kematian itu kiamat, barang siapa mati berarti kiamatnya telah tiba. Amal baik dan buruk ditimbang untuk dicemplungkan ke neraka atau surga.
Toh, perilaku saya untuk berdusta atau bohong-kecil-kecilan, sih-tetap terpelihara. Perut masih menelan barang haram. Otak pun masih suka ngeres. Ibadah nomor sekian, cari kenikmatan nomor satu. “Kematian itu masih jauh,” itu pikiran saya.
Orang dewasa pun bila diingatkan kematiannya ada yang melengos atau melupakannya. Saat ke kubur, umpamanya, mereka mengira selamanya hanya akan menyaksikan penguburan orang lain, dan tak pernah terpikir bahwa suatu ketika mereka sendiri diusung dalam keranda. Sikap lalai itu mungkin akibat kurangnya perenungan pada maut.
Tampaknya, tanda-tanda keuzuran berupa rambut putih, mata rabun, dan kulit keriput belum menyentuh. Juga iklan-iklan kematian di koran cuma sebagai obat “puas”: “Ah, umur saya sudah dilebihkan ketimbang mereka.”
Sebenarnya, menguak misteri kematian bukan cermin selera rendah, melainkan merupakan prestasi keagamaan. Sejak 2.000 tahun sebelum Masehi, melewati masa Dante, Donne hingga Milton, perenungan yang terus-menerus atas kefanaan manusia dan kemungkinan bertahan hidup telah menghadirkan tema kesusastraan yang tak kunjung habis, dan indah.
Mengingat kematian itulah yang, Kamis malam pekan lalu, jadi tema pengajian di Bintaro, Tangerang, Banten. Waktu itu, tuan rumah yang kiai mengisahkan sebuah pemakaman yang diikutinya di Tanah Kusir, Jakarta Selatan, April silam. Deretan mobil pelayat menandakan bahwa almarhum bukan rakyat kecil.
Saat jenazah diturunkan ke liang lahat, kakinya nyantol tak bisa masuk. Mata orang pun terpana. Terpaksa, tanah kubur digali lebih panjang. “Kocrok! Kocrok!” Mayat kembali diturunkan. Lho, kok, masih nyantol. Digali lagi. Hasilnya sama saja. Para pelayat mulai bisik-bisik tentang almarhum. Penggali kubur judek. “Pak, ukuran jenazah 165 centimeter. Kubur yang kami gali panjangnya 260 sentimeter, kok tidak masuk. Liang lahat tak mungkin digali lagi, karena sudah mentok dengan nisan sebelah,” ujar penggali kubur. Masya Allah!
Pihak keluarga lantas meminta kiai itu mendoakan almarhum. Dia pura-pura mbudek, karena hati kecilnya menolak. Ia ingat firman Allah bahwa bumi-Nya tak akan menerima jenazah orang-orang yang tak diridhai.
kubur pun menolak….
“Bapak diminta untuk ke depan,” kata seseorang mencolek sang kiai. Apa boleh buat, dia pun berdoa. Di tangannya tergenggam segelas air putih.
Benar saja. Begitu air usai didoai, lalu disiramkan, dan jenazah diturunkan, kaki almarhum tetap mengganjal pada ujung tanah kubur. Tidak bisa masuk! Tak ada jalan lain kecuali dipatahkan. “Mohon jangan dilakukan dulu, saya mau menjauh,” ujar kiai itu. Ternyata, walau sudah menjauh, kala kaki itu dipatahkan, suaranya cukup menyentakkan. Prak! Semua orang terdiam, larut dalam pikiran masing-masing.
Begitu prosesi dilanjutkan-antara lain diazani dan diqamati- deretan mobil pengiring sudah lenyap. Pelayat telah sepi. “Yang tersisa hanya lima mobil dan pihak keluarga,” kata kiai itu. Perjalanan hidup manusia hingga ke liang kubur tersebut tak urung membuatnya berkaca-kaca. “Sesungguhnya kuburan adalah tahap pertama akhirat. Jika penghuninya selamat darinya, maka yang datang sesudahnya akan lebih mudah, tapi jika dia tidak selamat darinya, maka yang datang sesudahnya akan lebih sukar,” begitu Rasulullah SAW pernah bersabda.
Artinya, memahami kematian bisa jadi cermin hidup dan mempertebal iman. Pernah, setahun lalu, seseorang yang menghadiri pemakaman keluarga di Wonogiri, Jawa Tengah, juga mengisahkan ketrenyuhan serupa. Makam itu berada di atas bukit. Saat liang kubur baru digali semeter lebih sedikit, air mengucur deras dari sebuah sumber. Ini mengherankan, tak masuk akal!
Penggali kubur geleng-geleng kepala. Air dikuras, tapi tak juga habis. Lalu diuruk pasir. Hasilnya nihil. Apa boleh buat, terpaksa jenazah dimasukkan ke liang lahat dalam kondisi berair. Mayatnya mengapung kayak gedebok pisang. Para pelayat menundukkan kepala, kasihan. Adakah ini bagian dari ketidakridhaan-Mu, ya, Allah? Engkau tidak mengendaki bumi-Mu dimasuki orang-orang yang zalim, yang suka menyakiti orang, yang suka menilap bukan haknya? Wallahualam. Yang pasti, fenomena kubur tak sudi menerima jenazah seringkali hanya menyadarkan kita sesaat. “Ingatlah kematian. Demi Zat yang nyawaku berada dalam kekuasaan-Nya, kalau kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan tertawa sedikit dan banyak menangis,” sabda Nabi SAW.
Memang, kita tak menutup mata bahwa kematian-bagi sebagian orang-adalah kebahagiaan, dan hidup adalah upaya memperoleh tambahan nilai kebaikan. Namun, acap pula kematian itu membisukan jawaban.